Generasi Milenial dan Gaya Hidup di Instagram

     Beberapa waktu yang lalu, aku sempat membaca sebuah thread di Twitter. Tentang seorang yang berhasil menggapai cita-citanya menjadi seorang selebgram, namun tetap tidak mengubah kehidupan dia yang sebenarnya menjadi lebih baik. Diceritakan juga kalau si selebgram ini memiliki penghasilan yang cukup besar berkat endorsement, namun ternyata juga memiliki hutang yang jauh lebih besar daripada penghasilannya.
     Mengapa? Alasannya bukan lain karena untuk terlihat 'mentereng' di Instagram juga perlu modal. Memiliki barang-barang fancy untuk dipamerkan sudah seperti aturan nomor satu agar cepat terkenal. Atau bahasa sederhananya, 'harus sok kaya'. Makan siang di kafe mahal dan mengeluarkan ratusan ribu hanya demi sebuah foto makanan yang cantik untuk diunggah di Instagram. Sejujurnya, aku sendiri pernah terjebak dengan gaya hidup seperti ini. Menerima barang endorsement, tapi di saat bersamaan harus membeli properti lain (atau outfit baru) agar matching saat difoto dengan barang endorsement tersebut. Seringkali, pengeluaran untuk membeli barang tambahan lain itu tidak sepadan dengan penghasilan dari endorsement. Sedih banget ngga sih rasanya? Feed Instagram sih cantik, tapi di kehidupan nyata pontang-panting masalah keuangan.

#CasioMyStyle

     Pernah dengar, nggak kalau sebuah riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian di Inggris menyatakan bahwa Instagram adalah sosial media terburuk bagi kesehatan mental. Kalau dipikir-pikir ya ada benarnya juga sih. Sadar atau tidak, Instagram itu memang tempat pamer. Misal, pamer liburan atau pamer barang-barang branded. Aku sendiri merasa tersinggung kok. Tapi ya memang benar adanya kan? Bagi aku secara pribadi, melihat postingan-postingan orang di Instagram membuatku tanpa sadar membandingkan kehidupanku dengan mereka kemudian merasa sangat depresi melihat bagaimana kehidupan orang-orang itu 'terlihat' sangat sempurna. Menurut aku hal ini sangat-sangat tidak sehat karena aku jadi lebih sering fokus terhadap hidup orang lain daripada fokus di hidupku sendiri.
     Beberapa orang berkata, "ya udah, unfollow aja sih!" Tapi bagaimana kalo kamu kenal dekat dengan mereka di dunia nyata? Jaman sekarang, unfollow teman di sosial media bisa dianggap sebagai memutus hubungan pertemanan di dunia nyata. Bisa jadi sumber ribut banget, ya kan?
     Daripada ribut-ribut masalah unfollow, lebih baik aku log out saja. Iya sesimpel itu dan aku sudah merasa less-depressed karenanya. Mood aku juga jadi lebih baik karena dengan aku tidak buka Instagram dan stalking kehidupan orang-orang, aku jadi lebih fokus dengan diriku sendiri. Dalam sebulan kira-kira ada 1-2 minggu aku hiatus dari Instagram. Kalau dipikir-pikir lagi, dalam kurun waktu itulah aku merasa lebih produktif. Pekerjaan cepat beres dan sesuai deadline. Banyak ide-ide baru bermunculan dan aku merasa jauh lebih kreatif.



     Banyak kok sumber inspirasi yang bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari. Contoh paling kecil adalah warna. Teman-teman tau tidak kalau warna memiliki pengaruh besar terhadap mood dan emosi seseorang. Misalnya warna kuning atau orange yang identik dengan ceria, atau warna hitam yang identik dengan 'gloomy'. Aku sendiri orangnya suka banget pake pakaian tabrak warna. Menurut aku, penampilan yang warna-warni bisa memberikan kesan ceria. Kalau lagi pakai outfit monochrome, paling tidak sepatu atau tas aku harus warna-warni. Bahkan hampir semua spot di kamar aku penuh dengan printilan warna-warni. Apalagi meja kerja aku. Kalau lagi rapi, ngeliatin meja kerja aku aja udah membangkitkan mood aku saking warna-warninya. Kalau lagi jalan ke mall, emang lebih suka mampir ke toko stationary daripada toko pakaian. Beli barang-barang printilan gemes yang bisa dipajang di kamar atau meja kerja. Lagipula memangnya apa alasan aku memilih tema warna-warni di feed instagram aku? (@rizunaswon malah promosi haha). Karena aku percaya kebahagiaan itu menular, teman-teman. Karena tampilan warna-warni memiliki kesan ceria, aku juga ingin sekali orang tertular perasaan bahagia tersebut kalau lihat yang warna-warni hehe.
     Berbicara tentang warna-warni, baru-baru ini, CASIO mengeluarkan produk baru mereka yang ya ampun gemes banget namanya Colorful Calculator. Cocok banget buat di meja kerja aku karena ada sepuluh pilihan warna CASIO My Style yang unyu-unyu dan susah pilih salah satunya. Selain design-nya yang cantik, Casio Colorful Calculator ini memiliki ukuran yang pas di tangan dan benar-benar nyaman di genggaman. Sewaktu kalkulator ini sampai di rumah kemarin, aku langsung jatuh cinta saking gemesnya. Ada tiga tipe kalkulator yang dikeluarkan Casio kali ini; Mini Desk Type 12 Digits, Mini Desk Type 10 Digits, dan Portable Type 10 Digits. Kamu bisa apilih sesuai dengan kebutuhan kamu. Udah ah! Waktunya menghitung-hitung jumlah pemasukan dan pengeluaranku bulan ini. 
     Oh iya! Produk Colorful Calculator ini bisa kamu beli di mataharimall.com seharga Rp 90.000-Rp 120.000. Tapi kamu bisa dapat potongan sebesar 20% hanya dengan memasukkan kode CASIOBLOGOD24F25. Jadi pilihan kamu warna apa?


Sumber: http://www.casio-intl.com

3 comments

  1. Love this post! I feel like Instagram has taken the fun out of blogging!

    Jennifer
    Effortlessly Sophisticated

    ReplyDelete
  2. I would say agree!! Parah sih instagram life is changing us a lot!!😅

    xx, Kiko Kim

    ReplyDelete

Thank you for visiting my blog :)